Techno: Ballmer Nilai Microsoft Terlalu Fokus Pada VistaTEMPO.CO , Jakarta - Chief Executive Officer Microsoft, Steve Ballmer, mengatakan perusahaan kurang mengembangkan produk telepon seluler cerdas sejak awal. Ini mengakibatkan perusahaan nyaris tidak memiliki pangsa pasar pada pasar mobile gadget atau piranti mobile.
"Inilah hal yang paling saya sesalkan," kata Ballmer dalam sesi pertemuan dengan analis dan investor di Redmond, Washington, pada Kamis waktu setempat. Ini merupakan pengakuan pertama Ballmer sebagai pimpinan tertinggi Microsoft mengenai masalah yang dihadapi perusahaan.
Menurut dia, perusahaan terlalu sibuk berkutat pada pengembangan sistem operasi Windows, yang kemudian menjadi Windows Vista. "Jika saja kami menyalurkan lebih banyak energi pada produk ponsel maka hasilnya akan lebih bagus bagi Windows."
Vista merupakan sistem operasi Windows yang mengalami sejumlah masalah. Bill Gates, salah satu pendiri sekaligus pemegang saham besar di Microsoft, ikut dalam pembuatan sistem operasi ini.
Sistem operasi ini menjalani proses pembuatan hingga lima tahun dan diluncurkan pada 2007. Setelah peluncuran Vista, Bill Gates memilih melepaskan operasional sehari-hari perusahaan kepada Ballmer.
Microsoft lalu meluncurkan Windows 7, yang merupakan penyelamat Microsoft. Sistem operasi ini masih cukup banyak digunakan pada korporat dan komputer pribadi.
Steven Sinofsky, yang mengepalai divisi Windows dianggap sebagai orang yang berjasa dalam penyelamatan Microsoft ini. Sayangnya, Sinofsky mengajukan pengunduran diri beberap pekan setelah peluncuran sistem operasi Windows 8, yang juga ditanganinya.
Pengunduran ini diduga terkait kurang harmonisnya hubungan Sinofsky dengan Ballmer. Sinofsky merupakan figur internal perusahaan paling dominan untuk menggantikan posisi Ballmer. Dan pada Agustus lalu giliran Ballmer menyatakan diri bakal mengundurkan diri dalam setahun.
Ini terjadi setelah respon para konsumen terhadap produk sistem operasi WindoWs 8 yang kurang meriah. Penjualan tablet pertama perusahaan yaitu Surface juga terkendala sehingga manajemen memutuskan menghapusbukukan tablet senilai sekitar US$ 900 juta (sekitar Rp 9,9 triliun).
Saat ini, Microsoft sedang mencari figur pengganti Ballmer.
CNET | BUDI RIZA
ReadMore:
Android Game