Techno: Studi Interaksi Manusia dan Ayam DikecamTEMPO.CO , London -Sebuah universitas di Inggris telah menerima dana £ 2 juta (Rp 36 miliar) dari pembayar pajak untuk menyelidiki bagaimana manusia berinteraksi dengan ayam selama 8.000 tahun terakhir. The Arts and Humanities Research Council (AHRC) mendapatkan hibah itu untuk sebuah penelitian selama tiga tahun, dipimpin oleh Bournemouth University, berjudul "Persepsi Budaya dan Ilmiah dari Interaksi Manusia-Ayam".
Tetapi para kritikus mengecam penggunaan uang rakyat untuk proyek itu, sementara dana bagi penyandang cacat dan penderita sakit dipotong.
Sebagian dana itu bahkan akan digunakan untuk mengirim siswa untuk tinggal di Kuba dan Ethiopia. Mereka akan belajar bagaimana orang-orang di sana berinteraksi dengan ayam. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari, dan akan melibatkan arkeolog, mahasiswa PhD, ahli genetika, dan antropolog.
"Apa yang kita ungkap tentang ayam dapat membawa kita untuk mengetahui lebih lanjut tentang sejarah orang-orang memelihara mereka," ujar pemimpin proyek Mark Maltby, dari Departemen Arkeologi Bournemouth University.
Ia pun membela besarnya dana hibah itu. Menurutnya, dana itu akan dibagi di antara para peneliti universitas di Bournemouth, Roehampton, Nottingham, Durham, Leicester, dan York. Hasil penelitian itu akan digunakan dalam serangkaian pameran di museum-museum di seluruh Inggris.
"Hari ini ada lebih dari 20 miliar ayam di seluruh dunia, namun kita masih sedikit mengetahui tentang sejarah sosial dan budaya mereka. Proyek ini akan melakukan analisis memerinci sejarah alam dan budaya mereka di Barat dan temuan akan dibagi dengan peternak unggas dan sekolah," ujar seorang juru bicara AHRC.
Tetapi, Robert Oxley dari Taxpayers' Alliance mengecam pendanaan itu. "Ini terus terang jumlah dana yang tidak masuk akal untuk dibelanjakan pada apa yang tampaknya menjadi sebuah studi konyol. Mengingat anggaran yang terbatas dan tantangan penting yang dihadapi Inggris, penelitian seperti ini harus ditempatkan terbawah untuk didanai pembayar pajak," ujarnya.
Sementara itu, the Dorset Blind Association sedang berjuang untuk mendapatkan dana £ 40 ribu (Rp 724 juta) untuk mempertahankan layanan yang ditawarkan kepada orang-orang yang rentan. "Saya benar-benar berjuang untuk memahami mengapa pendanaan seperti ini harus memperoleh prioritas di atas sebuah badan amal yang mendukung orang-orang cacat,” ujar kepala eksekutif Dorset Blind Association, Jonathan Holyhead. Simak berita tekno lainnya di sini.
DAILYMAIL | ERWIN Z
Berita lain
BlackBerry Tarik Aplikasi BBM di Android
8 Alasan Beralih ke Android
Ini Bocoran Tampilan Android KitKat 4.4
NASA Siap Bayar Tukang Tidur Rp 205 Juta
iPhone 5S Emas Ludes, Saham Apple Masih Turun
ReadMore:
Android Game